ffd pak tiwi 1BENIHPERTIWI.CO.ID – Beberapa hari terakhir, pemberitaan kelangkaan beras terjadi diberbagai daerah. Peningkatan harga mencapai 10-30% dari harga normal. Berbagai alasan dikemukaan untuk menjelaskan penyebab kelangkaan beras, mulai dari ulah spekulan, perdagangan bebas, gagal panen, hingga masalah politik.

Berhubung beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, urusan perut menjadi hal utama dalam menjaga stabilitas. Pemerintahpun mengupayakan berbagai cara agar harga beras segera turun. Salah satunya operasi pasar dengan menggelar penjualan beras dengan harga normal hingga pengecekan langsung ke gudang-gudang penyimpanan beras hanya untuk memastikan kecukupan stok beras.

Terlepas dari penyebab kelangkaan beras dan tugas pemerintah untuk menjaga stabilitas, ketergantungan terhadap beras menutup mata akan potensi makanan pokok lain selain beras. Produk subtitusi sebagai pendamping beras seharusnya terus dikenalkan. Misalnya saja, jagung yang kini sudah bisa diolah menjadi aneka produk olahan utama seperti mie jagung dan campuran beras dengan jagung (beras jagung).

Selama ini penggunaan jagung dalam skala industri hanya untuk peternakan dan campuran produk olahan daging, padahal potensi besar juga dapat digunakan sebagai bahan makanan subtitusi beras.

Sebagai tanaman pangan, Produksi jagung di Indonesia menduduki peringkat tiga setelah padi dan ketela pohon. Pada tahun 2014 produksi jagung sebesar 19,032,677 ton sedangan total produksi padi sawah dan ladang sebesar 70,831,753 ton, ketela pohon 23,458,128.00 ton (data:deptan.go.id)

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.