I Ketut Sutama

I Ketut Sutama di tengah hamparan Bunga Marygold Galery

BENIHPERTIWI.CO.ID – Pulau Bali atau pulau Dewata, dikenal dengan kekayaan budaya dan keindahan alam kelas dunia. Tak heran jika pulau Bali menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

Tidak hanya alam dan budaya, pertanian di Balipun menyimpan keunikan tersendiri, khususnya bagi penduduk Besakih, daerah di kaki gunung Agung Bali. Berbeda dengan dataran tinggi umumnya yang ditanami sayuran, sebagian besar lahan di Besakih ditanami bunga, khususnya bunga marigold atau gumitir yang biasa digunakan untuk ritual keagamaan.

Menurut I Ketut Sutama, seorang petani sekaligus pedagang bunga Marygold, budidaya marygold sudah dikenalnya sejak lama. Namun dulunya yang ditanam adalah benih lokal. Sejak 2010, I Ketut Sutama mulai menanam marigold dari Benih Pertiwi, seperti jenis Rona, Cassanova, Molek hingga yang terbaru jenis Galery.

Bunga Marygold Galery mempunyai keunggulan tanaman pendek dengan cabang dan bunga banyak. Dengan ukuran pendek tersebut memudahkan dalam perawatan dan tidak banyak menggunakan pupuk. Produktivitas bunganya pun tinggi karena dengan cabang dan bunga yang banyak memungkinkan panen hingga 15 kali.

Dari lahan dua hektar, secara bergilir Ketut setiap bulan menanam tidak kurang dari 5000 tanaman dan memanen setiap tiga hari sekali dengan hasil rata-rata 250 kg bunga segar. Jika harga rata-rata Rp. 15.000 per kilogram, maka setiap panen setidaknya Ketut mendapatkan 3.5 juta.

Ketut menjual sendiri bunga hasil panennya ke pasar bunga. Menurut Ketut, di pasar Klungkung saja, per hari tersedia 3 ton hingga 10 ton bunga segar untuk memasok daerah sekitar besakih, belum lagi pasokan bunga dari pasar lainnya.

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.