Cabai Serambi Lebih Tahan Penyakit

BENIHPERTIWI.CO.ID – Penyakit busuk yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora capsici merupakan salah satu penyakit menakutkan bagi petani cabai. Serangan busuk Phytophthora tidak kenal waktu, baik tanaman kecil hingga tanaman berbuah pun bisa terserang. Tanaman kecil yang terserang bisa busuk dan mati muda. Sedangkan tanaman dewasa akan mengalami layu, busuk dan mati.

Penyakit busuk ini menyebar melalui spora cendawan yang terbang bersama angin, aliran air hujan ataupun perantara peralatan yang digunakan petani. Spora cendawan bisa bertahan di dalam tanah menembus tanah dan menginfeksi batang dan akar. Sehingga tidak aneh jika serangan penyakit busuk ini bisa menyebabkan gagal panen hingga 100%. Oleh sebab itu salah antisipasi sejak dini bisa menyebakan kerugian besar.

 

Faktor Penyebab
  1. Salah satu pemicu serangan busuk adalah hujan dengan intensitas tinggi.
  2. Phytophtora paling senang dengan kondisi basah dan hangat, dengan suhu sekitar 26ºC.
  3. Phytophtora menyerang tanaman solanaceae (terong dan tomat) dan cucurbitaceae (mentimun, melon, gambas). Keberadaan Tanaman inang disekitar lokasi juga bisa menimbulkan potensi serangan.

 

Gejala
  1. Terlihat bercak coklat pada batang, awalnya kecil kemudian membesar.
  2. Pada bercak lama-kelamaan akan muncul bulu-bulu halus hitam putih.
  3. Bercak menyebar ke akar hingga pucuk tanaman.
  4. Tanaman layu, karena akar busuk dan mematikan titik tumbuh tanaman.
  5. Daun layu, membusuk kemudian rontok, menyebar dari daun bawah dan menjalar hingga atas melalui batang yang membusuk.
  6. Buah cabai yang terserang terlihat spot coklat busuk dan menyebabkan bunga dan buah rontok

 

Pengendalian
  1. Pergiliran tanaman dapat dilakukan untuk mutus siklus penyakit yang masih tertahan di dalam tanah.
  2. Pengapuran sebelum tanam dapat dilakukan untuk menaikkan pH tanah. Penyakit dapat cepat berkembang pada kondisi asam, sehingga dengan menaikkan pH dapat berguna untuk meminimalisir perkembangan cendawan atau penyakit lainnya.
  3. Membuat saluran drainage atau meninggikan bedengan. Hal ini untuk mengurangi kelembaban tanah yang dapat meningkatkan perkembangan penyakit.
  4. Penanggulangan serangan Phytophtora perlu dilakukan sejak ini. Upaya preventif dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara periodik, tujuh hari sekali atau tiga hari sekali jika serangan tambah parah.
  5. Bahan kimia yang digunakan adalah fungisida sistemik (bahan aktif: dimetomorf atau simoksanil) dan kontak (bahan aktif : Mankozeb, Propineb, Klorotalonil atau Maneb) yang diaplikasikan secara bergantian.
  6. Tanaman yang terserang perlu dibabat habis dan dimusnahkan. Karena spora phytophthora bisa bertahan di dalam tanah dan mudah menyebar melalui angin dan air, maupun peralatan yang digunakan.

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.