gm42 (FILEminimizer)

Paria Asoka (Foto: Ahmad Zainudin)

BENIHPERTIWI.CO.ID – Besar kecilnya keuntungan budidaya pertanian tergantung dari beberapa faktor. Setidaknya tiga hal utama yang mempengaruhi besar kecilnya keuntungan, yaitu produktivitas tanaman, harga jual panen dan biaya produksi. Keuntungan merupakan hasil produksi dikali harga jual dikurangi total biaya produksi. Hasilnya disebut keuntungan petani.

1. Produktivitas tanaman

Faktor ini menjadi komponen penting, karena hasil panen merupakan input utama dalam menghitung hasil produksi dalam wujud fisik. Jika performa tanaman bagus, perawatan bagus dan tidak ada unsur lain yang menghambat, maka besar kemungkinan hasil produksi optimal, tonase tinggi.

Faktor ini bisa dikontrol oleh petani sendiri, misalnya untuk menghasilkan produktivitas optimal salah satu caranya adalah menggunakan sumber benih yang mempunyai karakter produktivitas tinggi. Misalnya penggunaan benih hibrida yang bisa meningkatkan produktivitas beberapa kali lipat dibandingkan benih komposit atau non hibrida.

Produktivitas optimal juga bisa didapatkan dengan menggunakan metode budidaya yang baik, yaitu teknik budidaya yang sesuai dengan varietasnya. Setiap varietas mempunyai karakter unik yang kadangkala dalam teknik budidayanya tidak bisa disamakan dengan teknik budidaya umum. Misalnya tanaman dengan karakter rimbun tidak bisa ditanam dengan jarak tanam rapat dan tanaman yang sangat responsif terhadap pupuk tidak perlu diberikan pupuk dalam jumlah berlebih.

2. Harga jual panen

Faktor ini menjadi faktor eksternal yang menentukan keuntungan hasil budidaya. Selama ini faktor harga jual masih menjadi faktor yang tidak bisa dikontrol. Sumber penentuan harga sendiri berasal dari pasar yaitu titik bertemunya permintaan dan penawaran. Aturan pasar berpedoman pada hukum ekonomi, yaitu harga naik jika penawaran atau pasokan rendah dan permintaan tinggi, sebaliknya harga turun jika permintaan rendah sedangkan penawaran tinggi. Singkat kata, harga tinggi jika dipasar tidak ada barang sedangkan pembeli banyak, sebaliknya harga rendah jika barang dipasar banyak sedangkan pembeli sedikit.

Seperti saat panen raya jagung, maka otomatis pasokan jagung melimpah, penawaran jagung dari petani ke gudang pembelian akan tinggi. Sedangkan pabrik mempunyai keterbatasan kapasitas tampung dan beli. Jika kapasitasnya melebihi, tentu pabrik dapat menurunkan harga pembelian agar pasokan dari petani bisa tertampung.

3. Biaya produksi

Faktor internal inilah yang seharusnya bisa dikontrol petani, terutama dalam penggunaan tenaga kerja. Produktivitas kerja berpengaruh terhadap biaya produksi. Produktivitas kerja rendah membuat biaya produksi naik, akibarnya keuntungan mengecil. Kontrol lain yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi budidaya yang tepat, baik tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis dan tepat cara. Sehingga hasilnya biaya produksi tidak boros dan tepat sasaran.

Nah dari tiga faktor utama diatas, masih ada faktor lainnya yang bisa sangat berpengaruh yaitu faktor keberuntungan 😀

Kenyataannya seringkali dari ketiga faktor tersebut tidak terjadi bersama, terkadang hasil panen bagus, tonase tinggi tapi mendapat harga rendah, sehingga keuntungan tidak bisa maksimal. Terkadang, biaya produksi tinggi namun ditengah waktu mendapat serangan hama penyakit sehingga hasil tidak optimal, akibatnya keuntungan menjadi rendah. Terkadang juga, hasil rendah, biaya rendah, namun mendapat harga jual tinggi, malah mendapat keuntungan tinggi. Seperti harga cabai yang mencapai Rp. 80.000/kg, dari tanam 1000 batang saja jika bisa panen per tanaman 1 kg hasilnya 1 ton maka yang didapat setidaknya 80 juta rupiah.

Tentu jika ditanya berapa keuntungannya, jawabnya coba saja memulai usaha budidaya, biar belajar seni dalam agribisnis. 😀 Jangan lupa gunakan selalu Benih Pertiwi untuk mendapatkan hasil optimal 😀

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.