Penanaman Waluh Big Lampion Menggunakan Para-para

BENIHPERTIWI.CO.ID – Budidaya waluh atau kabocha adalah salah satu jenis budidaya tanaman labu-labuan yang populer di Asia, termasuk di Indonesia. Budidaya waluh atau kabocha sangatlah mudah. Dengan karakter tanaman merambat dan berukuran daun besar, waluh membutuhkan penopang untuk tumbuh secara vertical. Umumnya untuk menopang tanaman dan buahnya menggunakan lanjaran ataupun para – para.

Berikut adalah tahapan dalam budidaya waluh atau kabocha:

1. Persiapan Lahan : Pertama, tentukan lokasi yang sesuai untuk budidaya waluh, yakni tanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara. Persiapkan lahan dengan membersihkan gulma dan menggemburkan tanah. Pastikan lahan memiliki drainase yang baik untuk menghindari genangan air.

2. Penanaman : Setelah persiapan lahan selesai, tahap selanjutnya adalah penanaman bibit waluh. Jarak tanam yang ideal adalah 60 cm x 60 cm dengan kedalaman tanam sekitar 3 cm. Bibit waluh yang ditanam sebaiknya berusia sekitar 20-25 hari dan memiliki 2-3 helai daun. Gunakan benih waluh yang bermutu dan teruji, seperti benih waluh dari Benih Pertiwi. Yaitu benih waluh Red Lampion dengan karakter buah berukuran kecil dan benih waluh Big Lampion dengan karakter buah besar.

3. Pemeliharaan : Setelah bibit ditanam, lakukan pemeliharaan secara rutin, seperti penyiraman, pemupukan, dan pembersihan gulma. Selain itu, jika ada hama atau penyakit pada tanaman, lakukan pengendalian secepat mungkin untuk menghindari kerusakan pada tanaman. Pemupukan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya waluh atau kabocha agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang berkualitas.

Berikut adalah beberapa cara pemupukan waluh atau kabocha:

Pemupukan Organik: Pemupukan organik dapat dilakukan dengan memberikan pupuk kandang atau pupuk kompos. Pupuk kandang atau pupuk kompos dapat diberikan sebelum tanam atau dicampurkan dengan tanah pada saat penanaman. Pupuk organik membantu meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah.

Pemupukan Anorganik: Pemupukan anorganik dapat dilakukan dengan memberikan pupuk NPK (nitrogen, fosfor, dan kalium). Pupuk NPK dapat diberikan secara teratur selama masa pertumbuhan tanaman. Pupuk NPK yang diberikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan umur tanaman. Pemupukan N dapat diberikan pada awal pertumbuhan, P pada saat pembentukan bunga, dan K pada saat pembentukan buah.

Pemupukan Daun: Selain pemupukan melalui akar, pemupukan daun juga dapat dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen. Pemupukan daun dapat dilakukan dengan menyemprotkan larutan pupuk yang mengandung mikroelemen dan nutrisi penting lainnya langsung ke daun tanaman.

Pemupukan Fertigasi: Fertigasi adalah teknik pemupukan dengan menyuntikkan nutrisi langsung ke akar tanaman melalui irigasi tetes atau sistem irigasi lainnya. Pemupukan fertigasi dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk dan memperbaiki kualitas hasil panen.

Dosis pemupukan anorganik pada budidaya waluh atau kabocha dapat disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman. Namun, sebagai acuan umum, berikut adalah dosis pemupukan anorganik yang dapat diterapkan pada budidaya waluh atau kabocha:

Pemupukan Nitrogen (N) : Pemberian pupuk nitrogen dapat dilakukan dengan dosis 100-150 kg/ha. Pemupukan N dapat diberikan pada awal pertumbuhan tanaman hingga masa pembentukan bunga.

Pemupukan Fosfor (P) : Pemberian pupuk fosfor dapat dilakukan dengan dosis 75-100 kg/ha. Pemupukan P dapat diberikan pada saat tanaman mulai berbunga hingga masa pembentukan buah.

Pemupukan Kalium (K) : Pemberian pupuk kalium dapat dilakukan dengan dosis 75-100 kg/ha. Pemupukan K dapat diberikan pada saat pembentukan buah hingga masa panen.

4. Pemanenan : Waluh biasanya dipanen setelah 75-100 hari setelah penanaman. Tanda-tanda waluh siap dipanen adalah kulit buah yang keras, suara “kletak-kletuk” saat buah dipukul dengan jari, serta tangkai buah yang mulai mengering. Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah dengan pisau.

5. Penyimpanan : Setelah dipanen, waluh dapat disimpan dalam ruangan yang kering dan sejuk dengan suhu sekitar 10-15°C selama beberapa bulan. Waluh yang disimpan dengan baik dapat bertahan hingga 3-6 bulan tergantung dari kondisi penyimpanannya.

Pastikan untuk melakukan pemeliharaan secara rutin dan tepat waktu untuk mendapatkan hasil panen yang baik.

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.