Ignatius_julijantonoBENIHPERTIWI.CO.ID – Pada tanggal 15 Februari 2013, General Manager Penjamin Mutu PT. Agri Makmur Pertiwi, Ir. Ignatius Julijantono, MSc berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude dalam bidang ilmu fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta setelah mempertahankan desertasinya yang berjudul INDENTIFIKASI PENYEBAB PENYAKIT, VEKTOR DAN MARKA MOLEKULAR TERPAUT GEN KETAHANAN MELON TERHADAP BEGOMOVIRUS dihadapan 10 team penguji.

Team penguji diketuai oleh Dr. Jamhari SP. MP (Dekan Faperta UGM) dengan anggota Prof Dr. Susamto Somowiryo MSc (Guru Besar Virologi Tumbuhan Faperta UGM), Prof Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, MSc (Guru Besar Entomologi dan Toksikologi Faperta UGM), Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc (Doktor Biologi Molekular Fakultas Biologi UGM), Prof Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc (Guru besar Entomologi dan Toksikologi Faperta UGM), Dr. Ir. Sri Sulandari, S.U (Doktor virologi tumbuhan Faperta UGM), Dr. Ir. Sedyo Hartono, MP (Doktor Virologi Tumbuhan Faperta UGM), Prof Dr. Ir. Woeryono Mangoendidjojo, MSc (Guru besar Ilmu Pemuliaan Tumbuhan Faperta UGM) serta Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc (Doktor Virologi Tumbuhan Faperta Institut Pertanian Bogor).

Dalam promosi doktor tersebut, Ignatius mengungkapkan penyakit yang diakibatkan serangan virus yaitu begomovirus pada melon ditunjukkan dengan gejala seperti daun menjadi keriting dan menguning, pertumbuhan tanaman kerdil,serta pembentukan buah menjadi abnormal bahkan buah tidak bisa membesar sama sekali bahkan cenderung mengeras. Hal ini sangat merugikan bagi petani. Berdasarkan survei yang dilakukan tahun 2008, serangan begomovirus yang dibawa oleh whitefly ini dibeberapa sentra melon mencapai 100% artinya kegagalan petani melon terjadi sejak stadium awal.

Untuk mencegah terjadinya serangan virus tersebut tentunya yang cocok digunakan adalah dengan menanam varietas yang tahan serangan begomovirus. Namun demikian, Ignatius mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan varietas yang tahan tersebut tidaklah mudah dan murah. Tidak hanya biaya yang mahal namun juga butuh proses yang panjang. Selain itu, juga harus ada kerjasama antara team pemulia dan team fitopatologi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, untuk mendapatkan varietas melon yang disukai pasar sekaligus tahan begomovirus dibutuhkan minimal 6 tahun mulai dari penyiapan germ plasm yang tahan begomovirus hingga mendapatkan varietas yang diinginkan pasar/petani.

Menjawab pertanyaan team penguji yang berkaitan dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai pembatasan impor buah-buahan yang salah satu diantaranya adalah melon, Ignatius mengungkapkan bahwa indikasi dari kebijakan tersebut tentunya akan memberikan peluang bagi produsen benih dalam negeri untuk mengembangkan varietas-varietas melon yang lebih cocok dengan lingkungan Indonesia. Ini terlihat dari munculnya produsen benih lokal yang mulai berkembang. Ignatius yang juga terlibat langsung dalam pengembangan industri benih nasional menambahkan bahwa dengan adanya pengembangan varietas yang tahan apalagi didukung dengan teknologi marka molekuler oleh perusahaan benih yang memadai, akan menjadi kesempatan bagi produsen benih tersebut untuk bisa berkembang lebih jauh.

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.