rawajitu1

Proses Menata Bibit Padi Pak Tiwi-1 ke Mesin Penanam. (Foto: Musolli S.)

BENIHPERTIWI.CO.ID – Di jaman yang kian modern, tenaga kerja untuk tanam padi malah semakin sulit tersedia. Upah tenaga kerjapun semakin meningkat seiring langkanya tenaga kerja. Pemuda desa yang produktif lebih memilih kerja di kota daripada menggarap sawah, atau menjadi buruh tani. Oleh sebab itu tidak aneh jika hasil panen dari dalam negeri pun tidak bisa bersaing dengan harga dari negeri lain yang sudah menerapkan teknologi produksi. Teknologi dapat meningkatkan produksi ataupun menurunkan biaya produksi sehingga nilai jualnya pun dapat berkompetisi di pasar global.

Nah, dalam kegiatan kali ini Padi Pak Tiwi-1 di Rawajitu, Tulang Bawang, Lampung mempunyai kesempatan untuk dicoba tanam menggunakan mesin tanam. Keunggulannya dapat menghemat waktu dan tenaga kerja. Dalam satu hari, satu mesin bisa menanam seluas tiga hektar. Bandingkan dengan menggunakan tenaga kerja manusia per hektar membutuhkan tenaga kerja lebih dari 20 orang. Jika dihitung berdasarkan nilai rupiah, menggunakan mesin tanam bisa jauh lebih hemat. Penanaman padi per hektar menggunakan mesin hanya membutuhkan biaya Rp. 300.000 sedangkan menggunakan tenaga kerja bisa mencapai Rp. 800.000.

rawajitu2

Tanam Padi Pak Tiwi-1 dengan Mesin Penanam. (Foto: Musolli S.)

Perbedaan menanam secara manual dan mesin tanam terutama pada sistem persemain. Pada persemaian dengan sistem tanam manual, biasanya langsung disebar di bedengan tanah. Namun pada persemaian padi yang menggunakan mesin tanam, bibit disemai dalam tray atau nampan semai. Hal ini untuk memudahkan proses pindah ke mesin, tidak perlu dicabut dan memudahkan sortir.

rawajitu4

Bibit Padi Pak Tiwi-1 Siap Tanam. (Foto: Musolli S.)

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.