IMG_3189Sumber: Agrofarm, Edisi 58. Mei 2015 – PT. Agri Makmur Pertiwi adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang perbenihan jagung, padi, buah dan sayur-sayuran unggul di Indonesia. Benih Pak Tiwi 1merupakan varietas unggul baru yang dilepas oleh perusahaan di tahun 2012. Benih padi Pak Tiwi-1 ini telah mendapatkan izin pelepasan dari kementrian Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 2434/Kpts/SR.120/7/2012.

Direktur Utama PT. Agri Makmur Pertiwi, Junaidi Sungkono mengungkapkan, potensi hasil panen padi mencapai 11 ton/hektar gabah kering giling (GKG). Sekarang ini merupakan musim yang paling berat bagi para petani karena adanya anomaly cuaca. Namun hasil panen padi petani masih terhitung tinggi mencapai 7 ton/hektar.

“Melihat kondisi lokasi ini sudah memasuki empat kali tanam, hasil produksinya masih konsisten dan tahan terhadap serangan hama wereng batang cokelat. Kemudian dari sisi ketahanan tanaman tidak gampang roboh. Ini membuktikan varietas Pak Tiwi 1 sangat kokoh,” ujar Junaidi usai melakukan panen raya padi Pak Tiwi-1 di Desa Ngrendeng, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jawa Timur.
Menurutnya, tak kalah penting keunggulan jenis benih pertiwi lebih hemat, karena satu hektar hanya membutuhkan 10 kilogram (kg) benih. Efisiensi yang dapat diperoleh oleh petani dalam penggunaan benih per hektar. “ Peggunaan benih irit dalam satu ha cukup 12-15 kg atau 2 bibit per lubang tanam,” tandasanya.

Dia mengatakan, adanya serangan jamur pada tanaman padi karena petani melakukan penanaman dengan jarak tanam yang terlalu rapat, akibatnya kondisi tanaman lembab sehingga mudah ditumbuhi jamur. Untuk itu, jarak tanam yang sesuai untuk padi Pak Tiwi-1 yakni 26×26 cm pada musim kemarau serta 30×30 cm pada musim penghujan yang mana setiap lubang tanam cukup dengan dua butir benih.

Dalam penggunaan benih, Junaidi menuturkan untuk musim kemarau kebutuhan benih per hektar cukup 15 kg, sedangkan pada musim hujan lebih rendah yakni 12 kg/ha. Selain itu, di Kabupaten Tulungagung, benih Pak Tiwi-1 sudah tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Penyerapan paling besar ada di provinsi Jawa Timur.

Dia menambahkan, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan untuk memasarkan benih ini di provinsi lain. Ini butuh waktu, bukti dan contoh untuk memasarkan benih Pak Tiwi-1 ke petani. “Misalnya memberikan pemahaman bahwa dalam satu hektar hanya dibutuhkan 10 kg benih padi. Itu awalnya tidak ada yang percaya. Namun belakangan para petani meyakini akan hal itu,” katanya.

Dia mengatakan, Tahun 2014 total penjualan benih Pak Tiwi-1 mencapai 1500 ton. Tahun ini diperkirakan penjualan bakal mencapai 3000 ton. Sementara itu, kapasitas produksi benih Pak Tiwi-1 mencapai 10.000 ton.

Harga benih Pak Tiwi-1 sebesar Rp. 15.000/kg. Sehingga untuk satu hektar membutuhkan 15 kg, maka biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp. 225.000. “Biayanya lebih murah ketimbang varietas padi lain yang memerlukan 40-50 kg/ha,” ujar Junaidi.

BACA LAINNYA

4 Response Comments

  • Arief10/12/2017 at 7:46 pm

    Untuk jadi penyalur bibit pertiwi bisa gak..

    Reply
    • Admin11/12/2017 at 8:06 am

      Bisa saja asal sesuai syarat sebagai penyalur pak.

      Reply
  • Ahmad fauzi31/05/2018 at 8:55 pm

    Padinya kalau kering geling mudah patah patah pak saya butuh penjelasan supaya padi gak mudah patah saat di giling

    Reply
    • Admin04/06/2018 at 10:47 am

      Banyak faktor penyebab padai patah saat digiling pak, umumnya bisa jadi karena terdapat gabah muda sehingga patah saat giling. Gabah muda ini muncul karena pemupukan Urea masih dilakukan diatas umur 45 HST, akibatnya anakan baru akan muncul dan menghasilkan gabah muda saat umur panen. Pak Tiwi-1 responsif terhadap pemupukan N, kurangai penggunaan pupuk N agar pertumbuhan lebih optimal.

      Reply

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.