BENIHPERTIWI.CO.ID – Jagung merupakan komoditas pangan serba guna. Di negara maju seperti Amerika seluruh bagian jagung dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri, terutama sebagai bahan baku pakan ternak dan biofuel.

Lebih dari 50% bahan utama pembuatan pakan adalah jagung.  Sekitar sepertiga jagung dalam industri biofuel juga dimanfaatkan sebagai bahan pakan.

Secara umum, konversi dari tujuh kilogram biji jagung bisa menghasilkan penambahan bobot satu kilogram daging sapi. Sedangkan pada unggas lebih dari dua kilogram biji dapat dikonversi menjadi satu kilogram daging unggas. Pada ikan juga membutuhkan kurang dari dua kilogram jagung untuk mendapatkan satu kilogram ikan.

Tidak mengherankan jika naiknya harga daging ayam dan sapi di Indonesia disebabkan karena harga pakan meningkat. Artinya masalah pada jagung bisa berakibat secara langsung dan tidak langsung terhadap agribisnis daging. Pengaruh kenaikan harga pangan akan berimbas terhadap kenaikan biaya produksi ternak dan ujungnya akan terjadi kenaikan harga daging di pasaran.

Tingkat konsumsi daging rata-rata dunia sekitar  34 kg per kapita per tahun (data Organization for Economic Cooperation and Development, OECD). Hal ini jauh dari konsumsi daging di Indonesia yang masih sangat rendah, yaitu sekitar 2.4 kg per kapita per tahun (data Survei Sosial Ekonomi Nasional, SUSENAS, 2015 ). Sedangkan konsumsi daging ayam Indonesia sebanyak 9 kg per kapita pertahun juga masih dibawah konsumsi Malaysia sebanyak 36 kg per kapita per tahun (Kompas, 16/6/2016).

Tingkat konsumsi daging yang tinggi akan memicu pengembangan industri peternakan. Peternakan membutuhkan pakan dalam jumlah cukup. Hal ini tentu akan berimbas pada peningkatan produksi jagung. Artinya permintaan jagung akan selalu terbuka selama manusia mengkonsumsi daging.

Kita tahu meskipun jagung dapat diproduksi di Indonesia, namun nyatanya setiap tahun perusahaan pakan tetap impor jagung dari luar negeri. Salah satu sebab karena pasokan jagung tidak tersedia cukup sepanjang tahun. Padahal pabrik pakan membutuhkan pasokan yang berkelanjutan dan tidak hanya tersedia saat panen raya saja.

Dengan meningkatkan konsumsi daging dalam negeri, secara tidak langsung masyarakat memiliki andil dalam memajukan industri peternakan sekaligus mengembangkan produksi jagung. Ketika kebutuhan jagung meningkat, pada akhirnya yang ditunggu adalah harga jagung yang mensejahterakan petani.

BACA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.