Cabai Keriting Serambi (Foto: Zulficar)

BENIHPERTIWI.CO.ID –  Harga cabai yang tidak menentu dan berfluktuasi tinggi menjadi tantangan bagi pelaku agribisnis cabai. Petani seringkali harus pasrah dengan kenyataan harga di depan mata. Syukur ketika mendapat harga tinggi, namun juga harus siap mental ketika tiba-tiba harga anjlok.

Salah satu harapan petani untuk mendapat harga tertinggi pada umumnya berpatokan pada perhitungan musim hujan dan momentum hari raya besar. Meskipun tidak selalu tepat, namun setidaknya petani masih mempunyai harapan besar ketika menanam cabai.

Pada musim hujan pada umumnya harga lebih tinggi dibanding musim kemarau, karena saat musim hujan penanaman terbatas pada ladang atau lahan dataran tinggi, untuk dataran rendah seperti persawahan biasanya digunakan untuk tanam padi.

Pada musim hujan risiko serangan penyakit seperti patek / antraknose dan layu fusarium bisa meningkat dan berakibat membengkaknya biaya produksi, bahkan seringkali gagal panen akibat serangan penyakit. Pasokan cabai saat musim hujan tidak sebanyak saat musim kemarau dan harga otomatis naik mengikuti jumlah pasokan dari petani.

Pada musim hari besar seperti Idul Fitri juga seringkali harga naik berlipat, penyebabanya bisa karena spekulasi harga dari pedagang atau memang permintaan konsumen lebih tinggi daripada pasokan cabai itu sendiri.  Namun yang jelas petani masih belum mendapat kepastian harga yang tepat, karena nyatanya pada beberapa momen besar terkadang bisa ditemui harga rendah.

Salah satu pendekatan untuk mendapat keuntungan apapun kondisi harganya saat panen adalah selalu mengupayakan tanaman cabai bisa berproduksi maksimal. Teknis budidaya yang tepat harus selalu diterapkan untuk mendapat panen melimpah. Sehingga jika suatu waktu terjadi harga jatuh, maka hasil panen masih bisa menutup kerugian.

Untuk petani yang sudah berpengalaman, fluktuasi harga merupakan suatu kondisi yang umum terjadi.

“Setidaknya ketika harga hancur, modal masih bisa kembali kalau hasil panennya melimpah” Ujar Juniar, petani cabai dari Lampung Timur. Berbeda dengan Manto, petani Cabai dari Pagar Alam, menanggapi enteng  “Harga nyungsep, asal tanaman bagus, ya ngga apa-apa, bisa buat hiburan mas.”

Cabe Terkait : Cabe Maruti | Cabe Serambi | Cabe Priyayi | Cabe Vega | Cabe Batalion | Cabe Perwira

BACA LAINNYA

1 Response Comment

  • Budidaya Cabai16/09/2017 at 2:01 pm

    Berapa lama ya kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk Budidaya Cabai dari awal tanam hingga panen?

    Reply

Leave A Comment

Click here to cancel reply.
Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.